9

Be Mine, please {part 12}

Ri Jung’s POV

“Oppa, kenapa anak kita ada di dalam inkubator?” tanyaku saat melihat anakku di ruang bayi.

Chansung oppa tidak menjawabku. Aku lihat ia seperti sedang melamunkan sesuatu. Aku menyikut lengannya lalu ia menatapku.

“Ri Jung-ah, nama apa yang akan kau berikan kepada anak kita?”

“Ne? Kau belum menjawab pertanyaanku tadi, oppa.”

Chansung menghela nafasnya, “Hal itu biar Jinwoon saja yang menjelaskannya padamu.”

“Sebenarnya apa yang kalian sembunyikan dariku?!” ucapku sedikit marah.

Ia menundukkan kepalanya lalu meraih tanganku dan digenggamnya erat. “Apapun yang menimpa anak kita adalah salahku. Maafkan aku..”

Aku benar-benar bingung sekarang. “Apa maksudmu?”

“Pendarahan itu.. pendarahan itu menyebabkan anak kita cacat, jantungnya tak bisa bekerja maksimal..” aku tercengang tak percaya. Ternyata selama ini hanya aku saja yang tidak tahu tentang masalah ini. Jinwoon pun menyembunyikan hal ini dariku.

Kulepaskan genggamannya dari tanganku lalu berjalan meninggalkannya. Sekarang aku ingin bertemu Jinwoon dan meminta penjelasan darinya.

Continue reading

3

Be Mine, please {part 11}

Ri Jung’s POV

Chansung membungkukkan badannya dengan tangannya yang masih memegangi pergelangan tanganku. “Oemma, Ri Jung sedang mengandung cucumu.”

“mwo?!” aku segera menarik tanganku tak percaya akan tindakannya barusan. “Chansung-ah, apa maksudmu? Yang dikandung Ri Jung adalah anak Jinwoon..”

Chansung oppa mengangkat kepalanya dan menatap kami berdua. “apa yang Oemma ketahui adalah kebohongan. Akulah—“

“Chansung-ah, Oemmanim, dan.. Ri Jung-ssi? Aku perhatikan obrolan kalian sepertinya menarik, apa boleh aku bergabung?” tiba-tiba saja Se Na datang dan memotong ucapan Chansung. Aku sedikit lega karenanya.

“Se Na-ya, Chansung baru saja mengatakan hal yang aneh,” ucap Hyu Chan ahjumma.

Continue reading

8

Be Mine, Please.. {Part 9}

Jinwoon’s POV

Kami berangkat ke Seoul karena Aboeji ulang tahun dan ia ingin agar kami ikut merayakannya bersama. Tak kusangka kami bertemu dengan Chansung saat dihotel tadi dan Ri Jung membuatku sangat terkejut dengan ucapannya malam itu.

“yeobo~” panggilku mencoba menggodanya karena selama perjalanan pulang tadi ia terus melamun.

“ne?” jawabnya dengan senyum tipis dibibirnya. Aku sangat terkejut karena ia menjawab panggilan ‘yeobo’ ku barusan.

“Ri Jung-ah, apa kau baik-baik saja?” tanyaku pelan.

Ia mengangguk, “nan gwaenchana”

“jeongmalyo?” tanyaku lagi masih tidak percaya.

“tentu saja, kau tidak melihat senyumanku?” ucapnya lalu menunjuk bibirnya yang sedang tersenyum lebar. Menurutku senyuman itu sangatlah dipaksakan.

Ketika dirumah ia terus menampakkan senyuman itu. Ia terlihat sangat berusaha menutupi masalahnya.

“gojitmal Ri Jung-ah, aku tahu kau masih memikirkan kejadian tadi” ucapku setelah meletakkan koper kami didekat lemari pakaian.

Selama seminggu kami bermalam dirumahku, dan kami juga tidur sekamar yaitu dikamarku dulu.

“yah, aku memang tidak pernah bisa menyembunyikan sesuatu darimu” aku tersenyum mendengar jawabannya.

Ia merebahkan tubuhnya diranjang lalu melihat kearahku yang sedang menyiapkan tempat tidur darurat disofa kamarku.

“Jinwoon-ah, kenapa kau tidak tidur disini bersamaku?” ucapnya tiba-tiba.

Aku tercengang mendengarnya, malam ini dia benar-benar aneh. Menjawab panggilanku dan sekarang menyuruhku untuk tidur bersamanya.

Continue reading

6

Be Mine, Please.. {Part 8}

Jinwoon’s POV

“aku pulang..” sahutku saat memasuki rumah. Tak terdengar sambutan dari dalam. Aku langkahkan kakiku masuk dan mendapati Ri Jung yang sedang duduk menonton televisi.

Aku menghampirinya, “annyeong?” ia tak menjawab. Matanya memang menatap lurus pada tv, tapi aku sangat yakin perhatiannya tidak tertuju pada tv.

Aku raih remot yang ada dimeja lalu aku matikan televisinya.

“yaak! Apa-apaan kau? Aku sedang menonton!” protesnya tiba-tiba.

“gojitmal. Aku tau matamu menatap layar itu, tapi aku juga tau kau tidak sedang menontonnya. Apa ada sesuatu yang sedang kau pikirkan?”

Ia menggeleng sambil berjalan meninggalkan aku yang masih duduk, “bukan urusanmu”

Aku mengikutinya kedapur dan duduk dimeja makan memperhatikan tingkahnya yang seperti orang kebingungan.

“ah ya, kau seorang ibu yang sedang hamil muda dan biasanya saat hamil muda seorang wanita menginginkan banyak hal yang aneh. Kenapa itu tidak terjadi padamu, yeobo?” tanyaku mencoba menarik perhatiannya.

Ia berhenti dari kegiatannya dan menatapku, “benar juga..” katanya tiba-tiba.

Aku mengerutkan keningku, “apanya yang benar?”

“aku ingin kita ke Seoul. Aku ingin bertemu dengan Chansung oppa!” jawabnya antusias.

Aku terkejut mendengarnya, “shireo..”

Continue reading