15

I do Love You {oneshot}

Cho Hye Mi’s POV

Jam istirahat. Pukul 11.34 AM. July, 1 2008. Namsan High School.

“Kyu sunbae, aku menyukaimu..” akhirnya aku memberanikan diriku untuk menyatakan cintaku padanya.

“lalu?” tanyanya singkat dengan wajah datarnya.

“apa kau mau menjadi pacarku?”

Ia terdiam sejenak lalu membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu. Aku yang takut akan di tolaknya hanya bisa menundukkan kepalaku.

“ya.” jawabnya.

Aku beranikan diriku untuk menatapnya, “ne?”

“ya.” Ulangnya.

“whoaa~ gomawo Kyuhyun oppa!” aku benar-benar senang ia mau menerimaku.

“apa aku sudah boleh pergi? Aku ada pelajaran tambahan setelah ini.”

Continue reading

8

Be Mine, Please.. {Part 9}

Jinwoon’s POV

Kami berangkat ke Seoul karena Aboeji ulang tahun dan ia ingin agar kami ikut merayakannya bersama. Tak kusangka kami bertemu dengan Chansung saat dihotel tadi dan Ri Jung membuatku sangat terkejut dengan ucapannya malam itu.

“yeobo~” panggilku mencoba menggodanya karena selama perjalanan pulang tadi ia terus melamun.

“ne?” jawabnya dengan senyum tipis dibibirnya. Aku sangat terkejut karena ia menjawab panggilan ‘yeobo’ ku barusan.

“Ri Jung-ah, apa kau baik-baik saja?” tanyaku pelan.

Ia mengangguk, “nan gwaenchana”

“jeongmalyo?” tanyaku lagi masih tidak percaya.

“tentu saja, kau tidak melihat senyumanku?” ucapnya lalu menunjuk bibirnya yang sedang tersenyum lebar. Menurutku senyuman itu sangatlah dipaksakan.

Ketika dirumah ia terus menampakkan senyuman itu. Ia terlihat sangat berusaha menutupi masalahnya.

“gojitmal Ri Jung-ah, aku tahu kau masih memikirkan kejadian tadi” ucapku setelah meletakkan koper kami didekat lemari pakaian.

Selama seminggu kami bermalam dirumahku, dan kami juga tidur sekamar yaitu dikamarku dulu.

“yah, aku memang tidak pernah bisa menyembunyikan sesuatu darimu” aku tersenyum mendengar jawabannya.

Ia merebahkan tubuhnya diranjang lalu melihat kearahku yang sedang menyiapkan tempat tidur darurat disofa kamarku.

“Jinwoon-ah, kenapa kau tidak tidur disini bersamaku?” ucapnya tiba-tiba.

Aku tercengang mendengarnya, malam ini dia benar-benar aneh. Menjawab panggilanku dan sekarang menyuruhku untuk tidur bersamanya.

Continue reading

5

Painful Love [Part 2/2 No NC]

Ye Rin’s POV

Pukul 10.00 PM…

Aigo~ teganya ia menyuruhku menunggunya sampai semalam ini. Haah.. sebaiknya aku tidur saja.

Aku berdiri lalu berjalan kearah kamarku.

Cklek. Tiba-tiba aku dengar pintu terbuka.

“ya! Kemana saja kau?” tanyaku kesal melihatnya pulang malam dalam keadaan mabuk lagi.

Ia menggerutu tak jelas sambil berjalan kearahku. Tubuhnya bau alkohol. “aish, cepat ganti pakaianmu Hyuk Jae-ssi!” ia tidak mendengarkan perkataanku tapi malah berjalan semakin mendekat.

“ya! Mau ap—“ ia mengecup bibirku lembut, tapi terasa sangat berbeda dengan ciumannya yang pertama dulu.

“bisakah kau diam? Apa aku tidak boleh bersenang-senang dihari ulang tahunku sendiri?”

Mwo, ulang tahun? Aigoo! Aku lupa kalau hari ini sudah tanggal 4 April! “Hyuk Jae-ssi, saengil chukkae~ mianhae aku tidak menyiapkan apapun untukmu”

Ia menatapku, “geurae, maukah kau menemaniku minum?” ucapnya seraya mengangkat tangan kirinya yang membawa tas belanjaan yang berisi beberapa botol soju.

“tapi aku rasa kau sudah terlalu banyak minum”

“sst.. hari ini ulang tahunku”

Aku menghela nafasku menyerah, “baiklah..”

+++

Pukul 10.45 PM…

“ya~! Aku rasa sudah cukup minumnya..” ucapku yang sudah mulai kehilangan kesadaranku sedikit demi sedikit.

Ia menggeleng, “ingat? Hari ini ulang tahunku..” elaknya sambil menuangkan soju kedalam gelaku lagi.

“aish.. ini sudah botol ke 5 kita.. Hyuk Jae-ssi..”

Continue reading

9

Painful Love [Part 1/2]

Park Ye Rin’s POV

“Ye Rin-ah, aku berjanji aku akan kembali dan kita akan bersama”

Kubuka mataku perlahan mencoba beradaptasi dengan cahaya mentari pagi yang masuk melalui jendela kamarku. Aku regangkan tubuhku sambil mengingat kembali mimpi yang baru saja mampir di tidurku. Kami berpisah saat SMP dulu. Janji yang ia ucapkan 10 tahun yang lalu sering sekali muncul dimimpiku. Mungkin baginya hal itu hanyalah sekedar janji biasa, tapi bagiku itu adalah janji yang sangat berharga.

Pagi ini seperti biasa setelah selesai sarapan, aku membaca halaman Job Vacancy di Koran. Terlalu lama menganggur sangatlah membosankan. Aku sudah pernah dua kali gagal dalam pekerjaanku sebelumnya dan sekarang aku akan benar-benar serius menjalaninya.

Mataku berhenti disebuah kolom yang bertuliskan, “DIBUTUHKAN SEORANG HOUSKEEPER.” Housekeeper? Sepertinya tidak terlalu buruk.

Continue reading