0

Nothing Better [One Shot]

Cast :

–      Kim Kibum (SHINee)

–      Choi Shin Kyu

–      Kim Jong Hyun (SHINee)

–      Victoria (F(x))

(Choi Shin Kyu POV)

Hari ini seperti biasanya aku menatapnya dari jauh. Memperhatikannya. Kim Jonghyun. Pria yang kusukai sejak lama. Sekali lagi kuarahkan kamera analogku padanya. Kupotret ia untuk yang kesekian kalinya. Memandang wajahnya tak pernah membuatku bosan. Aku sangat menyukainya. Menyukainya saat ia mengeluarkan i-podnya. Menyukainya saat ia menikmati nada demi nada yang mengalir melalui headsetnya. Menyukai ia yang memejamkan matanya sambil merasakan lembutnya hembusan angin. Hari ini pun ia melakukannya lagi. Setiap hari jam 4, ia selalu ada ditaman. Tersenyum, mengobrol dengan siapa saja yang menyapanya. Ah… dunia pasti indah sekali bila aku bisa dekat dengannya.

“Ya…” teriak seseorang yang mengagetkanku.

“Mwo? Oemona! Kibum-ah.. kau mengagetkanku tahu!” ujarku seraya mengelus dadaku.

“Ya..! Apa yang kau lakukan disini? Aku mencarimu tahu.” Ujarnya kesal.

Kibum pun celingukan. Matanya mencari sesuatu. Saat melihat Jonghyun, ia menghela nafas panjang dan mengacak rambutku.

“Aigo..!! Dasar kau stalker.” Ujarnya.

“I’m not stalker.” Ujarku gugup.

“Lalu apa? Kenapa sih, kau senang sekali mengumpulkan foto Jonghyun? Kenapa tidak mengumpulkan foto Victoria sesekali?” Ujarnya dengan wajah yang ditekuk.

“Buat apa aku mengambil foto Victoria? Kenapa tak kau ambil sendiri saja fotonya? Jangan pasang wajah itu kepadaku.” Ujarku padanya.

“Cih.. pelit sekali. Kau tahu aku tak punya bakat fotografi sepertimu. Dasar kau menyebalkan.” Ujarnya seraya melipat tangan didada.

“Mianhae. Ayo! Kau mencariku untuk pergi ke tempat bimbingan kan? Ayo pergi sekarang!” ajakku.

Ia mengikutiku beranjak dari tempatku tadi. Untuk sampai ke tempat bimbingan, dari taman hanya memerlukan waktu 10 menit berjalan. Aku dan Kibum berjalan dengan hening. Seperti biasa, bila kita habis perang mulut. Ia pasti enggan bicara denganku. Dasar pemarah.

“Aku heran padamu. Yeoja sepertimu. Yeoja yang berambut pendek berantakan, dingin seperti lemari es, berkulit sawo matang, selalu memakai pakaian kelam dan pastinya menyebalkan sepertimu bisa menyukai seorang namja.” Ujarnya memulai pembicaraan.

“Ya..!, Aku tak menyebalkan.” Belaku.

“Memang begitu kan?” ujarnya.

“Kau sendiri. Namja sepertimu. Namja yang manja, centil, bergaya seperti noona-noona, selalu memakai pakaian cerah melebihi matahari, dan yang pastinya pemarah, bisa juga menyukai seorang yeoja seperti Victoria.” Ujarku tak mau kalah.

“Aa… ani..ani..ani..aniyo! Aku tak mau dengar. Lalalalala. Lululululu.” Ujarnya seraya menutup kedua telinganya.

Aku pun menghela nafas panjang. Selalu begitu. Selalu tak mau kalah. Dasar boneka porselen. Aku dan Kibum pun segera memasuki tempat bimbingan. Tiba-tiba kibum meregut tanganku. Aku meringis kesakitan. Kulihat matanya yang tampak gugup. Aku pun mencari sesuatu yang membuatku Kibum gugup seperti ini. Biasanya yang bisa melakukan hal itu hanya Victoria. Benar saja. Ia sedang duduk menunggu bel masuk.

“Aigo… manis sekali.” Serunya lirih.

“Aya.. Lepaskan tanganku.” Ujarku padanya.

“Diamlah dulu. Aku tak mau ia melihatku dalam keadaan seperti ini.” Ujarnya.

“Sesange! Kau kan namja. Bagaimana kau mau dekat dengannya bila sifatmu seperti ini? Dasar pengecut.” Ujarku padanya.

“Sudahlah. Kau diam saja. Jangan menyebalkan begitu.” Ujarnya.

Aku pun pasrah saja. Seketika bel pun berbunyi. Anak-anak bergegas memasuki ruangan begitupun dengan Victoria. Aku pun mulai melangkah menuju kelas. Namun langkahku tertahan karena ulah Kibum. Aku pun menoleh kesal.

“Ya… kau kenapa lagi sih?” ujarku kesal.

“Entahlah. Tampaknya aku tak mau masuk kedalam.” Ujarnya gugup.

“Kau bagaimana sih? Bel kan sudah berbunyi.” Ujarku.

“Ah… kita bolos saja ya?” rayunya.

“Mwo? Ko begitu sih. Aku tak mau.” Tolakku.

“Aigo kau ini. Ayolah, kita kan teman.” Ujarnya.

“Kau ini! Selalu saja begini. Pokonya aku tak mau.” Sergahku.

“Ayolah… ayo..ayo..ayo..ayolah…” rajuknya.

Ia terus ribut seraya meregut tanganku. Aku sudah tak bisa apa-apa lagi. Akhirnya aku hanya pasrah diseret olehnya keluar dari tempat bimbingan.

**************************************************

“Ja…! Bangun!” Ujar seseorang membangunkan tidurku.

“Kibum-ah? Apa yang kau lakukan dikamarku?” ujarku yang masih setengah sadar.

“Bangunlah. Aku lapar.” Ujarnya manja.

“Aya… minta saja pada umma. Aku ngantuk. Aku mau tidur.” Ujarku.

“Ajumna tidak ada. Ayolah, kau bangun.” Rajuknya.

“Aigo.. kau masak saja sendiri! Kau tahu aku tak bisa memasak.” Ujarku seraya menenggelamkan diriku kedalam selimut.

Continue reading