I Love Him, Not You.. {Part 7}

“aku memilihmu..”

Aku tujukan pandanganku pada Kyu oppa. Ia menghampiriku sembari tersenyum lalu memelukku, “gomawo Min Young-ah..”

Siwon oppa menatapku kecewa, tapi lalu ia tersenyum dan meninggalkan dorm. Bukan tanpa alasan aku tidak memilihnya, jujur aku kecewa dengan sikapnya yang terkesan terburu-buru dan itu membuatku tertekan, sedangkan Kyu, ia cukup sabar menghadapiku, aku yang sangat tidak tegas. Mulai sekarang, aku akan mencoba menyayanginya seperti dia menyanyangiku, dan seperti aku menyanyangi Siwon.

+++

Kyuhyun’s POV

Ia memilihku, ini hal yang kurang bisa aku percaya, sungguh. Kami berjalan ke ruang tengah dan aku tidak menemukan Siwon hyung disana.

“aku rasa ada dua perayaan yang harus kita laksanakan malam ini” celetuk Yesung hyung tiba-tiba.

Aku mengerutkan keningku, “dua?”

Ia mengangguk dan menarik Ri Jung noona ke sampingnya, “kami akan menikah!” jawabnya dengan penuh semangat.

“jinjja? Chukkae hyung, noona!” sahutku.

“kalian, cepatlah menyusul” lanjut Yesung hyung. Aku menatap Min Young dan tersenyum padanya. Min Young hanya tersenyum simpul dan sedikit mengangguk.

Aku benar-benar merasa bahagia beberapa hari ini, aku kira Min Young yang sekarang adalah benar-benar kekasihku, beda dengan Min Young yang dulu. Aku rasa sekaranglah waktu yang tepat untuk meminta hal ini padanya.

Sebenarnya aku masih sering berpikiran yang tidak-tidak saat melihat Min Young dan Siwon hyung bertemu, aku takut kehilangan Min Young lagi.

Malam Sabtu ini semua member menghabiskan malamnya di dorm kecuali Siwon hyung yang sedang sibuk dengan dramanya yang baru. Ri Jung noona dan Min Young juga datang karena ajakan Yesung dan Donghae hyung.

Saat semua member sedang asik menonton tv aku menghampiri Min Young yang sedang mencuci piring di dapur. “jagiya..”

“ne?”

“apa besok kau ada acara?”

Ia menggeleng, “tidak ada, waeyo?”

“orangtuaku mengundang kita untuk makan malam bersama”

PRAANG!

Tiba-tiba Min Young menjatuhkan piring yang sedang ia lap. Aku langsung menghampirinya dan memunguti pecahan belingnya.

“oppa sudah biarkan saja, biar aku yang membersihkannya” ucapnya lalu ikut memungutinya.

“ada apa?” tanya Ri Jung noona dari pintu dapur. Min Young berdiri, “aniyo, tadi tidak sengaja aku menjatuhkan piringnya”

“aigoo, gwaenchana? Apa perlu aku bantu Min Young-ah?”

“gwaenchana, pekerjaanku sudah selesai” jawab Min Young.

Aku yang telah selesai membersihkan lantai, kembali menghampiri Min Young yang sedang meminum air dari gelasnya.

“Min Young-ah, bagaimana besok?” tanyaku lagi.

Ia menghela nafas lalu mengangguk, entah kenapa aku merasa ia tidak senang dengan ajakanku barusan. Ah, mungkin ia hanya gugup.

Aku mengusap rambutnya, “gomawo jagiya..”

“ah sudah jam 8, sepertinya aku harus pulang” katanya sembari berjalan keluar dapur. “biar aku antar” aku menahannya.

Ia menggeleng, “gomawo oppa, tapi besok pagi-pagi sekali kau ada jadwal, aku tidak mau kau bangun terlambat karena aku”

“gwaenchanayo, aku siapkan mobil ya”

“tidak usah, jam segini masih ada bis. Aku bisa pakai bis atau mungkin taksi”

Aku akhirnya menurut karena sepertinya tak ada gunanya melawan pendapatnya. Setelah pamit pada semua member, Min Young aku antar sampai bawah. “hati-hati” ucapku.

“ne, arasseo” jawabnya lalu berjalan kearah halte.

+++

Min Young’s POV

Aku sama sekali tidak bisa menyembunyikan reaksi kagetku barusan. Aku merasa belum siap untuk hal ini.

Tiiin~

Aku menoleh kearah suara tersebut, mobil ini?

“tidak baik wanita jalan sendirian malam-malam” ucap seseorang dari dalam mobil.

Aku mencoba mengenali suaranya sampai namja itu menurunkan kaca mobilnya sampai habis. “Siwon oppa?” ah mungkin ia baru saja selesai syuting.

Ia tersenyum, senyum yang aku rindukan. “cepat masuk sebelum masuk angin. Disini dingin sekali”

Aku ingin sekali masuk tapi aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk menjaga jarak dengan namja ini walaupun semakin aku menjauh, semakin aku merindukannya.

Tiba-tiba Siwon turun dari mobilnya, “Min Young-ssi, mau sampai kapan kau berdiri disini?”

“terimakasih, tapi aku bisa menggunakan bis” jawabku lalu melanjutkan lagi langkahku.

Terdengar langkahnya mengkuti, “Min Young, aku berjanji, aku tidak akan melakukan hal yang aneh-aneh”

Aku berbalik, “maksudmu?”

“aku hanya ingin ngobrol denganmu, apa itu salah?” ia menatapku memohon.

Aish, aku benar-benar tak tega. Jujur saja, aku masih menyanyanginya dan perasaanku padanya tak pernah berubah, rasanya sulit sekali menghilangkan perasaan ini.

Akhirnya aku menurut dan masuk ke mobilnya. “kau mau kemana?” tanyanya.

Aku mengeleng, “mollayo.” Sebenarnya aku memang sedang tidak ingin pulang, tadi aku hanya mencari alasan untuk menghindari Kyu, aku hanya ingin menghilangkan rasa gugupku.

Siwon tak menjawab lalu menjalankan mobilnya.

“bagaimana?” tanyanya saat ia memberhentikan mobilnya di jembatan yang terlentang panjang diatas sungai Han. Pemandangan disini saat malam hari sangatlah indah.

Aku menatapnya heran, “bagaimana apanya?”

“ani, aku lihat kau sepertinya sedang memikirkan sesuatu, apa itu hal yang berat?” jawabnya.

Aku bingung, apa aku harus menceritakan hal ini padanya atau tidak.

“ceritakanlah padaku, apapun itu kalau itu bisa mengurangi bebanmu” sambungnya.

“Kyu memintaku untuk bertemu dengan orangtuanya besok”

“lalu? Apa kau gugup?”

“gugup? Aku belum siap, sama sekali belum siap”

Ia terdiam sejenak, “apa yang membuatmu belum siap? Kalian sudah berpacaran sangat lama”

“molla, aku hanya merasa ini belum waktunya”

“kebiasaanmu menunda sesuatu ternyata belum berubah. Ayolah, Min Young menunggu sesuatu yang tidak pasti itu sangat melelahkan”

Aku tercekat mendengarnya, ia seperti bukan sedang membicarakan masalahku, tapi masalahnya yang dulu.

“jadi aku harus bagaimana?” tanyaku bingung.

“temui saja orangtuanya besok, dan mungkin.. kau akan segera menyusul pasangan Yesung-Ri Jung” dari ucapannya aku tau ia bercanda tapi terdengar aneh di telingaku.

“aigo~ sudah tengah malam! Kau harus pulang!” ucapnya panik lalu menjalankan mobilnya kembali.

Aku terkekeh pelan melihat kepanikannya, “tenang sajalah oppa, aku bukan anak 15 tahun yang harus pulang sebelum malam”

Tiba-tiba ia menatapku, “kau tau, aku sangat merindukan senyuman itu”

Aku yang mendengar langsung menundukkan kepalaku, aku yakin wajahku sudah sangat merah!

+++

Kyuhyun’s POV

Hari ini, seperti yang sudah dijanjikan aku menjemput Min Young kerumahnya. Aku benar-benar sangat senang, akhirnya ia menerima undangan orangtuaku.

“oppa” pangilnya yang membuatku menoleh. Ia terlihat sangat cantik dengan balutan gaun berwarna pastel, sepasang high heels putih dan sebuah pita mengikat rambutnya kebelakang.

“neomu yeppoda, Min Young-ah” pujiku terpukau dengan penampilannya.

Ia terlihat sedikit sebal, ini pasti karena ia merasa tidak nyaman dengan apa yang ia pakai sekarang. Aku menuntunnya masuk ke mobil lalu aku jalankan mobilku ke rumahku.

Oemma menyambut kedatangan kami, Min Young terlihat sangat kaku saat berhadapan dengan Oemma. “tenanglah, Oemmaku tidak akan menggigit” candaku berusaha menenangkan dirinya.

“tidak lucu, oppa!” cetusnya kesal.

“ayo masuk, Appa sudah menunggu kalian” ucap Oemma mempersilahkan kami masuk.

Setelah beberapa saat Min Young sudah mulai terlihat rileks, tapi ia terlihat tidak bernafsu makan. “jagi, kau kenapa?” tanyaku berbisik heran melihat sikapnya.

“mollayo, perasaanku tidak enak. Apa orangtuamu menyukaiku?” jawabnya juga sambil berbisik. Untungnya meja makan keluargaku cukup besar jadi jarak duduk kami dan orangtuaku cukup jauh.

DRRT DRRT DRRT DRRT

Tiba-tiba ponsel Ri Jung bergetar. Ia berbisik, “Donghae oppa.” Aku mengangguk mengerti. Min Young lalu menjawab telponnya.

“yeoboseyo?” ucapnya pelan.

“aku sedang dirumah Kyu oppa, waeyo? Kenapa disana berisik sekali?”

“Siwon oppa?! Bagaimana keadaannya sekarang?!” tiba-tiba ia terlihat panik. Siwon? Ada apa dengannya?

“ah ye, arasseo oppa” ia menutup ponselnya lalu berdiri dari duduknya.

“Min Young, kau mau kemana?” tanyaku heran.

Ia membungkukkan tubuhnya padaku dan orangtuaku, “mianhaeyo, aku harus pergi” pamitnya lalu berlari keluar rumah.

Aku langsung mengejarnya dan menarik tangannya. “Min Young, ada apa sebenarnya?” tanyaku sedikit terkejut saat melihat matanya yang sembab.

“Siwon oppa, dia kecelakaan..” aku terperangah tak percaya mendengar jawabannya barusan. “Min Young, disana ada orangtuaku..”

“mianhae oppa, jeongmal mianhae..” ujarnya sebelum pergi meninggalkanku. Aku bingung, apa aku harus mengejarnya?  Apa aku harus membiarkannya pergi dan kembali menjadi Min Young yang dulu? Atau aku harus benar-benar melepaskannya sekarang?

+++

Min Young’s POV

“Min Young-ah, Siwon kecelakaan di lokasi syutingnya. Sekarang ia sedang di UGD untuk menjalani pemeriksaan, tolong beritahu Kyu!”

Ucapan Donghae oppa di telpon terus saja terngiang di pikiranku, air mataku pun tidak henti-hentinya terjatuh. Aku tidak akan tenang sampai aku mengetahui bahwa Siwon oppa baik-baik saja.

Sesampainya di ruang UGD aku sama sekali tidak menemukan Siwon oppa, kemana dia?

Akhirnya aku putuskan untuk bertanya kepada seorang suster yang sedang bertugas disana, “apa ada pasien yang bernama Choi Siwon disini?”

“ah ye, dia baru saja meninggalkan UGD” jawab suster itu ramah. Aku mengangguk dan berlari kecil keluar dari UGD mencoba mencari sosok Siwon.

Ah itu dia! Akhirnya aku menemukannya sedang duduk di ruang tunggu dengan hansaplast di dahinya dan tangan kanannya yang dibalut perban. Aku langsung menghampirinya.

“oppa, gwaenchanayo?” tanyaku yang sudah duduk disampingnya.

Ia terlihat kaget melihatku, “Min Young, sedang apa kau disini? Bukannya kau seharusnya bersama Kyu?”

Aku tidak menjawabnya, aku malah memeluknya. “kau tau, aku sangat mengkhawatirkanmu! Choi Siwon babo! Kenapa kau ceroboh sekali, hah?!”

“yaak, ini kecelakaan, bukan salahku kalau lampu itu mau menjatuhiku” jawabnya ringan.

Aku melepaskan pelukanku tapi tiba-tiba jemari Siwon mendekat dan menghapus air mataku yang sedari tadi tumpah membasahi wajahku. “gomawo Min Young”

Aku menatapnya heran, “kau berterimakasih untuk apa?”

“kau sudah mengkhawatirkanku, aku senang” jawabnya sembari tersenyum.

Aku tidak boleh terbawa situasi, “yah apa salahnya mengkhawatirkan teman?” ucapku sambil membenarkan posisi dudukku yang cukup dekat dengannya.

“oh ya, kau belum menjawab pertanyaanku. Bukannya kau ada di rumah Kyu sekarang?” tanyanya berusaha mengalihkan pembicaraan.

“Hae oppa menelponku, aku langsung kesini saat mendengar bahwa kau kecelakaan. Ah ya, kemana member yang lain?” jawabku berusaha untuk mengganti topik dari masalah aku dan Kyu.

“tadi setelah membereskan adiministrasi, Leeteuk hyung dan Eunhyuk langsung pergi ke Sukira. Oppamu juga tadi sempat datang sebelum dia mau pergi ke tempat syutingnya. Sekarang aku sedang menunggu supirku untuk menjemputku” jelasnya.

Aku mengangguk mengerti. Sekarang kami sama-sama diam, keadaan rumah sakit di malam hari semakin membuat suasana hening ini begitu terasa.

“oppa..” “Min..” ucap kami bersamaan.

“silahkan oppa dulu”

“ani, kau saja”

“sudah jam 9, sebaiknya aku pulang dulu” ucapku sembari bangkit dari dudukku.

Siwon menahanku dengan tangan kirinya, “supirku sudah datang, pulang bersamaku saja”

Aku mengangguk, karena jam segini taksi sudah jarang di jalan. Aku membantunya berjalan sampai di mobil, ternyata di lokasi syuting tadi karena kecerobohan salah satu kru, Siwon tertimpa lampu. Dahinya sedikit tergores sedangkan tangannya terkena pecahan lampu.

+++

Aku bangun dengan kantung mata. Aku benar-benar tidak bisa tidur. Aku terus kepikiran bagaimana kalau nanti aku bertemu dengan Kyu oppa? Aku tidak tau harus mengatakan apa, yang pasti aku sudah memberi kesan buruk pada orangtuanya.

Ting Tong~

Siapa yang pagi-pagi begini datang bertamu? Aku beranjak dari kasurku, membenahi penampilanku lalu berjalan kearah pintu.

Betapa terkejutnya aku saat melihat siapa yang datang, “Kyu oppa?”

“ne, boleh aku masuk?”

Aku mengangguk lalu ke dapur membuatkannya minuman. Bagaimana ini? Aku belum siap bertemu dengannya!

“bagaimana keadaan Siwon hyung?” tanyanya tiba-tiba sudah ada di belakangku. Aku kaget lalu berbalik, “ah, dia baik-baik saja. Hanya luka kecil” jawabku gugup.

“oppa mianhae..” ucapku memberanikan diriku. Ia menatapku kosong, “gwaenchana, aku kesini hanya ingin..”

Aku diam menunggunya melanjutkan perkataannya.

“sebaiknya kita putus” lanjutnya. Aku benar-benar terkejut, apa dia semarah ini? Ia memintaku untuk mengakhiri hubunganku dengannya, jujur aku tidak menyangka hal ini.

“kau boleh senang, aku tidak akan menahanmu atau memaksamu lagi” ucapnya lagi.

Aku menatapnya tak percaya, “oppa, apakah ini karena masalah kemarin?”

“sebagian besar iya, tapi hal ini sudah aku pertimbangkan. Aku lebih suka melihatmu bahagia walaupun kau tidak bersamaku” jawabnya sembari menatap langit-langit.

Aku benar-benar kehabisan kata.

“kau juga tidak perlu lagi memaksakan dirimu untuk suatu hal yang kau benci. Mungkin hubungan kita akan membaik kalau kita berteman saja, bagaimana?” ia menyodorkan tangannya dan aku sambut tangannya lalu tersenyum, “ya, semoga saja ini yang terbaik untuk kita”

Ia membalas senyumanku tapi terlihat dari matanya ketidak relaan. Aku yakin pasti Kyu oppa akan menemukan seseorang yang lebih baik untuk menjadi penggantiku nanti.

“maafkan aku karena selama ini aku selalu menyakitimu, merepotkanmu, mengacuhkanmu dan sampaikan juga permintaan maafku pada orangtuamu atas sikapku kemarin. Aku benar-benar tidak enak” ujarku panjang lebar.

Ia tersenyum lalu membelai rambutku lembut, “semua yang aku lakukan untukmu adalah sesuatu yang tulus, tidak perlu meminta maaf”

Ya Tuhan, betapa bodohnya aku menyia-nyiakan namja seperti Cho Kyuhyun ini. Aku kembali diam, malah ingin menangis. Aku merasa menjadi orang yang paling jahat, membuat orang yang menyayangiku dengan tulus menderita selama ini.

Ting Tong~

Kami berdua serempak melihat kearah pintu depan. “ah, sudah jam 8. Aku ada jadwal, sebaiknya aku pergi sekarang” kata Kyu sambil berjalan di depanku.

Cklek.

“ah, hyung. Aku sudah mau pulang” ucap Kyu oppa saat membuka pintu.

Aku ikuti pandangan Kyu, Siwon oppa? Untuk apa dia pagi-pagi datang kesini? Bukankah ia masih harus istirahat?

+++

Siwon’s POV

Aku sedikit terkejut saat melihat Kyu yang membukakan pintu. Mau apa dia pagi-pagi datang kesini?

“ah, hyung. Aku sudah mau pulang” ucapnya sembari melangkah keluar. “kau menang” lanjutnya berbisik.

Menang? Apa maksudnya?

Aku dan Min Young sama-sama menatap kepergian Kyu. Setelah mobilnya tak terlihat, kami masuk ke rumah Min Young.

“kenapa oppa kemari? Bukankah harus masih istirahat?” tanya Min Young polos.

“ehm.. aku bosan dirumah. Aku diberi cuti seminggu dari produser” jawabku sedikit gugup. Aku tidak mungkin mengatakan tujuanku kesini adalah karena aku merindukannya.

Ia manggut-manggut mengerti lalu berjalan ke dapur, tak lama ia membawa secangkir teh hangat. “silahkan di minum..”

Aku mengangguk dan mulai meneguk teh tersebut. Setelah itu suasana hening, sebenarnya aku ingin tahu apa yang Kyu lakukan disini barusan, dan apa maksudnya aku menang?

Aku melihatnya yang sedang melamun, entah melamunkan apa. “ah ya, Min Young-ssi..”

Ia menatapku tak suka, “kenapa memanggilku seformal itu?”

“ne, Min Young-ah. Tadi Kyu kesini, apa dia marah padamu soal tadi malam?” tanaku mencoba basa basi sedikit.

Ia menghela nafasnya, “sangat marah”

“jinjjayo?”

Min Young menganggukkan kepalanya, “bahkan ia memutuskan aku”

Aku terkejut mendengar jawabannya barusan, Kyu memutuskan Min Young?

Tiba-tiba Min Young tersenyum, “kami berpisah secara baik-baik, aku lega akhirnya ia memutuskanku”

Tunggu, apa ini maksud ‘kau menang’ yang tadi diucapkan Kyuhyun tadi? Apa aku harus senang?

Sekarang saat Min Young sudah bukan jadi milik siapa-siapa aku malah bingung harus melakukan apa. Aku memang masih sangat ingin membuatnya menjadi milikku, tapi apa ia masih mempunyai perasaan yang sama padaku?

“Min..”

Kriiiiing~

Tiba-tiba telpon rumahnya bedering, ia beranjak lalu menjawabnya. “yeoboseyo?”

“ye, nanti siang aku kesana”

Setelah selesai berbicara Min Young kembali duduk. “Hae oppa menyuruhku datang ke dorm hari ini. Sepertinya Wookie oppa sedang ada jadwal, dan Hae oppa pasti kelaparan”

“ah, biar aku antar” tawarku.

Ia menatapku ragu, “jinjja? Apa aku bisa selamat sampai dorm dalam keadaan utuh?” tanyanya meledekku.

“yaak, jarak rumahku kesini lebih jauh dari pada rumahmu ke dorm. Apa ada bagian tubuhku yang hilang?” jawabku tak terima.

Ia tertawa geli, “hahaha, arasseo. Aku mau mandi dulu..”

+++

Selama diperjalanan, aku sibuk memikirkan apa yang harus aku ucapkan pada Min Young.

‘Min Young-ah, apa kau masih mencintaiku?’ aish bagaimana kalau jawabannya adalah tidak? Aku bisa sangat malu nanti.

‘Min Young-ah apa aku bisa menggantikan Kyuhyun?’ ani, terlalu singkat, lagipula terlalu to the point.

‘Min Young-ah, sarang..

“oppa! Belokannya terlewat!” teriaknya tiba-tiba membuyarkan lamunanku. Aku yang sadar langsung memutar balik.

Setelah memarkirkan mobilku, aku langsung turun dan membukakan pintu untuknya. Ia terlihat sedikit kaget lalu tersenyum, “gomawoyo oppa..”

Aku menarik tangannya saat ia berjalan duluan. Ia menatapku heran, “apa ada yang ketinggalan?”

Aku menggeleng lalu menarik nafas panjang, “Min Young-ah, saranghae.. apa aku bisa menggantikan Kyuhyun? Apa.. kau masih mencintaiku?” akhirnya aku ucapkan semua yang ada di pikiranku.

Ia menundukkan kepalanya, selang beberapa detik ia menatapku. Aku memandangnya penuh harap, tapi kenapa aku merasakan firasat buruk?

~TBC~

By: tyasung

Maaf kalo part ini lagi-lagi aneh -_-‘ dan sepertinya ff ini bentar lagi tamat! Yeay 😀 *prok prok prok*

Leave comment yaa~~

7 thoughts on “I Love Him, Not You.. {Part 7}

  1. huwaooooo kyuhyunnieeee~ fufufufufufu (u.u) mianhaeeee *hugs*

    yeyeyeyeyey~ udah mau selesai ya ?
    endingnya sama siwon kan ? hihihihi

  2. Yaaaahhh ,kasian banget kyuuuu ~ gatau kenapa baca ff ini perasaan aku jdi kesel banget sama si siwon =)) rebut2 cewe orang aja haahha

  3. Aku coment aku coment ! Hehe

    part ini bagus bget dr yg sebelum2nya ^^ *ketauan silent reader*

    ah kasian Kyuhyun :/
    Mayaaa awas jika kau ama eunhyuk !!

    2thumbs for author *d salam kenal yaa unn :))

Leave a reply to Wei - Ni Cancel reply